16/12/25

KELAS 9 IPS Tema 03. Tantangan Pembangunan Indonesia C. Potensi dan Tantangan Indonesia Menjadi Negara Maju

Potensi dan Tantangan Indonesia Menjadi Negara Maju - Kelas 9 IPS

🇮🇩 Tema 03: Tantangan Pembangunan Indonesia - Sub Tema C

Potensi dan Tantangan Indonesia Menjadi Negara Maju

Kelas 9A - IPS

👨‍🏫FOLDER PAK GURU
🏫SMP/MTs
🚀

🎯 Pengantar: Indonesia di Persimpangan Jalan

🤔

Indonesia adalah negara yang sangat kaya. Kita memiliki sumber daya alam melimpah, lokasi strategis, populasi besar, dan budaya beragam. Namun, mengapa Indonesia masih berstatus negara berkembang, belum menjadi negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, atau Singapura?

Pertanyaan ini menjadi tantangan besar bagi kita semua. Apakah kekayaan alam Indonesia menjadi berkah yang membawa kemakmuran, atau justru menjadi kutukan yang membuat kita malas berinovasi? Bagaimana Indonesia mengembangkan industri strategis untuk bersaing di pasar global? Apa yang harus dilakukan agar Indonesia bisa naik kelas menjadi negara maju?

Dalam materi ini, kita akan mengkaji secara mendalam tiga hal penting: (1) Kekayaan Alam Indonesia, (2) Pengembangan Industri Strategis, dan (3) Karakteristik Negara Maju dan Upaya Indonesia mencapainya. Mari kita mulai perjalanan memahami potensi dan tantangan negeri tercinta! 🇮🇩

🌿

Kekayaan Alam

Berkah atau kutukan bagi pembangunan Indonesia?

🏭

Industri Strategis

Pengembangan sektor industri kunci untuk daya saing global

🌟

Menuju Negara Maju

Karakteristik dan upaya transformasi Indonesia

1

Kekayaan Alam Indonesia: Berkah atau Kerugian?

Memahami Paradoks Kelimpahan Sumber Daya

🌍 A. Potensi Kekayaan Alam Indonesia yang Luar Biasa

💎

Indonesia: Negara Megabiodiversitas

Indonesia adalah salah satu dari 17 negara megabiodiversitas di dunia. Kita memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Brasil. Posisi strategis di antara dua benua (Asia-Australia) dan dua samudera (Hindia-Pasifik) membuat Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam.

🌳Kekayaan Hutan

  • Hutan tropis terluas ke-3 dunia (~120 juta hektar)
  • 17% spesies flora fauna dunia ada di Indonesia
  • 12% mamalia dunia, 16% reptil, 17% burung
  • • Ribuan jenis tanaman obat dan kayu bernilai tinggi
  • • Paru-paru dunia yang menyerap CO₂

🌊Kekayaan Laut

  • Luas laut 6,4 juta km² (75% wilayah Indonesia)
  • Garis pantai 99.093 km (terpanjang ke-2 dunia)
  • Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle)
  • • 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut
  • • Potensi perikanan 12 juta ton/tahun

🏆 Fakta Menakjubkan:

Indonesia memiliki 10% hutan hujan tropis dunia, 25% spesies ikan dunia, dan menjadi rumah bagi spesies unik seperti Orangutan, Harimau Sumatera, Komodo, Rafflesia Arnoldii (bunga terbesar), dan masih banyak lagi. Kekayaan hayati ini adalah aset tak ternilai bagi masa depan!

⛏️

Mineral & Tambang

🥇 Nikel: Cadangan terbesar dunia (21 juta ton)

🥈 Timah: Eksportir terbesar ke-2 dunia

🔶 Emas: Tambang Grasberg (Papua) terbesar dunia

Batu bara: Eksportir terbesar dunia

Minyak & Gas: Cadangan signifikan di Kalimantan, Riau, Papua

🌾

Pertanian & Perkebunan

🌴 Sawit: Produsen minyak sawit terbesar dunia

Kopi: Produsen ke-4 dunia (Arabika, Robusta, Luwak)

🍫 Kakao: Produsen ke-3 dunia

🌶️ Rempah: Cengkeh, pala, lada, kayu manis

🍚 Beras: Produsen ke-3 dunia (swasembada)

🔋

Energi Terbarukan

🌋 Geotermal: Potensi 29 GW (terbesar dunia, 40% global)

☀️ Solar: Radiasi matahari tinggi sepanjang tahun

💨 Angin: Potensi di wilayah pesisir dan lepas pantai

🌊 Arus laut: Potensi di selat-selat strategis

🌱 Biomassa: Limbah pertanian & perkebunan melimpah

💰 Nilai Ekonomi Kekayaan Alam Indonesia

Kontribusi terhadap PDB (2023):

  • Pertanian: 12,4% PDB
  • Pertambangan: 11,2% PDB
  • Perikanan: 2,6% PDB
  • Kehutanan: 0,8% PDB
  • Total sektor SDA: ~27% PDB

Ekspor Komoditas Utama (2023):

  • Batu bara: $40 miliar
  • Minyak sawit (CPO): $30 miliar
  • Nikel & produk turunan: $25 miliar
  • Migas: $18 miliar
  • Total ekspor SDA: ~$150 miliar/tahun

💡 Dengan kekayaan sebesar ini, seharusnya Indonesia bisa sangat makmur. Tapi mengapa belum? Mari kita lihat sisi gelapnya...

⚠️ B. Resource Curse (Kutukan Sumber Daya Alam)

😰

Apa itu Resource Curse?

Resource Curse (Kutukan Sumber Daya Alam) atau Paradox of Plenty adalah fenomena di mana negara yang kaya akan sumber daya alam justru mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, pembangunan manusia yang rendah, dan konflik sosial yang tinggi dibandingkan negara dengan SDA lebih sedikit.

🤔 Contoh Paradoks:

❌ Negara Kaya SDA tapi Miskin:

Nigeria: Eksportir minyak terbesar Afrika, tapi 40% penduduk miskin

Venezuela: Cadangan minyak terbesar dunia, tapi inflasi 1.000.000%!

Congo: Kaya mineral (kobalt, berlian), tapi konflik berkepanjangan

✅ Negara Miskin SDA tapi Makmur:

Singapura: Tidak punya SDA, tapi PDB per kapita $72.000

Jepang: SDA minim, tapi negara maju dengan teknologi tinggi

Korea Selatan: Sedikit SDA, tapi jadi raksasa industri & teknologi

⚡ Kesimpulan Mengejutkan:

Kekayaan SDA TIDAK OTOMATIS membuat negara makmur. Malah, bisa menjadi kutukan jika tidak dikelola dengan baik. Yang menentukan kemakmuran adalah tata kelola (governance), inovasi, dan kualitas SDM, bukan sekadar punya SDA melimpah!

Mengapa Kekayaan Alam Bisa Jadi Kutukan?

😴
1. Dutch Disease (Penyakit Belanda)

Ketergantungan pada ekspor SDA membuat nilai tukar rupiah menguat, sehingga produk manufaktur lokal tidak kompetitif di pasar internasional. Akibatnya, sektor industri mati dan ekonomi hanya bergantung pada SDA.

Contoh: Booming minyak sawit → Rupiah menguat → Ekspor tekstil & elektronik Indonesia kalah saing → Pabrik tutup → Pengangguran naik
💤
2. Mentalitas Rent-Seeking

Pemerintah dan pengusaha lebih fokus menguasai izin tambang/eksploitasi SDA untuk mendapat "sewa" (rent) daripada berinovasi dan meningkatkan produktivitas. Korupsi dan kolusi marak karena semua rebutan izin SDA.

Dampak: Pengusaha malas riset & inovasi. Lebih enak cari izin tambang lewat sogok pejabat. Akhirnya: korupsi merajalela, ekonomi tidak efisien.
🎓
3. Mengabaikan Pendidikan & SDM

Karena merasa kaya SDA, pemerintah tidak serius investasi di pendidikan dan riset. Berpikir: "Ngapain sekolah tinggi-tinggi? Tinggal jual minyak/batu bara juga kaya." Akibatnya, SDM rendah, tidak inovatif.

Efek jangka panjang: Ketika SDA habis, SDM tidak siap kompetisi di era teknologi. Negara jadi tertinggal dan miskin permanen.
⚔️
4. Konflik & Ketidakstabilan Politik

Kekayaan SDA sering memicu perebutan kekuasaan, konflik etnis, bahkan separatisme. Daerah penghasil SDA merasa hasil alamnya dirampok pusat, menimbulkan ketidakpuasan.

Kasus Indonesia: Konflik Aceh (gas alam), Papua (tambang emas Freeport), Kalimantan (batu bara) terkait ketidakadilan distribusi kekayaan SDA.
🌳
5. Kerusakan Lingkungan

Eksploitasi SDA berlebihan tanpa memperhatikan keberlanjutan menyebabkan deforestasi, polusi, dan kerusakan ekosistem. Generasi masa depan kehilangan SDA dan lingkungan sehat.

Realita: Indonesia kehilangan 1,5 juta hektar hutan/tahun. Pencemaran sungai akibat tambang. Kabut asap dari pembakaran hutan untuk sawit.
📉
6. Volatilitas Ekonomi

Ekonomi yang bergantung pada ekspor SDA sangat rentan terhadap fluktuasi harga global. Ketika harga komoditas turun, ekonomi langsung anjlok. Tidak ada stabilitas.

Contoh: 2014-2016, harga batu bara & sawit anjlok → Rupiah melemah → Krisis ekonomi → Pengangguran meningkat. Negara jadi seperti roller coaster!

🔍 Apakah Indonesia Mengalami Resource Curse?

Jawaban: YA dan TIDAK (Parsial)

❌ Tanda-tanda Resource Curse di Indonesia:

  • • Ekonomi masih sangat bergantung pada komoditas (batu bara, sawit, nikel)
  • • Sektor manufaktur hanya 18% PDB (rendah untuk negara berkembang besar)
  • • Korupsi tinggi terkait izin tambang & perkebunan
  • • Ketimpangan regional: Jawa vs Luar Jawa, khususnya daerah penghasil SDA seperti Papua
  • • Deforestasi 1,5 juta ha/tahun, pencemaran lingkungan
  • • Kualitas SDM masih rendah (IPM 0,741, PISA skor rendah)

✅ Usaha Indonesia Menghindari Kutukan:

  • Hilirisasi: Larangan ekspor bahan mentah (nikel, sawit) untuk diproduksi jadi barang jadi
  • Diversifikasi ekonomi: Sektor jasa, digital, pariwisata tumbuh pesat
  • Program Making Indonesia 4.0: Fokus industri berbasis teknologi
  • Investasi pendidikan: 20% APBN untuk pendidikan
  • Otonomi daerah: Daerah penghasil SDA dapat Dana Bagi Hasil (DBH)
  • Transisi energi: Target 23% energi terbarukan 2025

Kesimpulan: Indonesia sedang di persimpangan. Bisa jadi berkah jika dikelola dengan baik (hilirisasi, inovasi, SDM berkualitas), atau tetap jadi kutukan jika hanya mengandalkan ekspor mentah dan korupsi terus merajalela. Masa depan ada di tangan kita! 🇮🇩

C. Strategi Menjadikan Kekayaan Alam sebagai Berkah

🏭1. Hilirisasi & Industrialisasi

STOP ekspor bahan mentah! Ubah SDA jadi produk jadi bernilai tinggi di dalam negeri. Contoh: bukan ekspor nikel mentah, tapi ekspor baterai EV. Bukan ekspor sawit mentah, tapi ekspor produk kosmetik & makanan olahan.

🎯 Contoh Sukses:

Indonesia larang ekspor nikel mentah (2020) → Perusahaan asing bangun smelter & pabrik baterai di Indonesia → Nilai ekspor nikel naik 5x lipat → Lapangan kerja bertambah 50.000!

🎓2. Investasi SDM & Riset

Alokasikan hasil SDA untuk pendidikan, riset, dan teknologi. Bangun universitas berkualitas, lab riset, pusat inovasi. SDM berkualitas adalah kunci mengubah SDA jadi produk high-tech.

🎯 Target:

1% PDB untuk riset (saat ini 0,2%). Gandakan jumlah insinyur & scientist. Kolaborasi industri-universitas untuk inovasi berbasis SDA lokal.

🌱3. Pembangunan Berkelanjutan

Eksploitasi SDA harus ramah lingkungan dan berkelanjutan. Gunakan teknologi hijau, reboisasi, dan ekonomi sirkular. Jangan habiskan SDA untuk generasi sekarang, tinggalkan untuk anak cucu!

🎯 Program:

Carbon trading, sertifikasi RSPO untuk sawit berkelanjutan, tambang reklamasi wajib, target nol deforestasi 2030.

⚖️4. Transparansi & Good Governance

Berantas korupsi! Buat sistem tata kelola SDA yang transparan dan akuntabel. Hasil SDA harus masuk APBN, bukan kantong pejabat. Rakyat harus tahu berapa hasil tambang dan kemana uangnya pergi.

🎯 Solusi:

Ikut Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), digitalisasi perizinan, pengawasan KPK ketat, sanksi tegas bagi koruptor.

🏘️5. Pemerataan & Keadilan

Hasil SDA harus dinikmati masyarakat lokal, terutama daerah penghasil. Jangan sampai daerah kaya SDA malah miskin dan tertinggal. Dana Bagi Hasil (DBH) harus adil dan transparan.

🎯 Implementasi:

Otsus Papua (tambang), DBH migas Aceh, CSR perusahaan tambang wajib bagi masyarakat lokal, infrastruktur dibangun di daerah SDA.

🔄6. Diversifikasi Ekonomi

Jangan hanya andalkan SDA! Kembangkan sektor lain: manufaktur, jasa, pariwisata, digital, kreatif. Ekonomi yang beragam lebih stabil dan tidak tergantung fluktuasi harga komoditas.

🎯 Target:

Turunkan kontribusi SDA dari 27% PDB jadi <20%. Naikkan manufaktur & jasa digital. Pariwisata target $30 miliar devisa/tahun.

2

Pengembangan Industri Strategis di Indonesia

Membangun Daya Saing Global melalui Industrialisasi

📖 A. Apa itu Industri Strategis?

🏭

Pengertian Industri Strategis

Industri strategis adalah sektor industri yang memiliki peran vital dalam perekonomian nasional, menciptakan nilai tambah tinggi, menyerap banyak tenaga kerja, dan menguasai teknologi kunci yang menentukan daya saing negara di pasar global.

🎯 Karakteristik Industri Strategis:

High Value-Added: Mengubah bahan mentah jadi produk bernilai tinggi

Labor Intensive: Menyerap banyak tenaga kerja

Technology-Intensive: Menguasai teknologi canggih

Multiplier Effect: Mendorong pertumbuhan industri lain

Export-Oriented: Menghasilkan devisa dari ekspor

Forward-Backward Linkage: Terhubung dengan banyak sektor

Strategic Goods: Produk vital untuk kebutuhan nasional

National Sovereignty: Mengurangi ketergantungan impor

🔍 Mengapa Industri Strategis Penting?

🚀

Daya Saing Global

Negara maju = negara yang menguasai industri strategis. Jepang, Korea, Jerman maju karena industri otomotif & elektronik.

💰

Nilai Tambah Tinggi

Ekspor bijih nikel Rp1 juta/ton. Ekspor baterai EV dari nikel Rp50 juta/ton. Selisih 50x lipat!

👷

Penyerapan Tenaga Kerja

Industri manufaktur menyerap 15 juta pekerja. Tiap pabrik baru = ribuan lapangan kerja.

🎯 B. Industri Strategis Prioritas Indonesia

Pemerintah Indonesia menetapkan 5 Sektor Industri Prioritas dalam roadmap "Making Indonesia 4.0" untuk mewujudkan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia pada 2030:

🍜

1. Industri Makanan & Minuman

Sektor terbesar dalam manufaktur Indonesia (35% PDB industri). Indonesia adalah produsen utama minyak sawit, kopi, kakao, teh, rempah-rempah, dan makanan olahan.

🎯 Potensi:

• Bahan baku lokal melimpah
• Pasar domestik 275 juta jiwa
• Ekspor $40 miliar/tahun

🚀 Strategi:

• Hilirisasi sawit jadi produk olahan
• Standarisasi halal untuk ekspor
• Inovasi produk premium

🏆 Target 2030:

• Kontribusi PDB: Rp3.000 T
• Tenaga kerja: 5 juta
• Ekspor: $100 miliar

👕

2. Industri Tekstil & Pakaian (TPT)

Penyumbang ekspor terbesar kedua (15% ekspor manufaktur). Indonesia produsen tekstil terbesar ke-8 dunia. Menyerap 4 juta tenaga kerja, mayoritas perempuan.

🎯 Potensi:

• Bahan baku kapas, serat lokal
• Tradisi batik & tenun khas
• Labor cost kompetitif

🚀 Strategi:

• Integrasi hulu-hilir (benang-garmen)
• Fashion sustainability & circular
• Branding batik global

🏆 Target 2030:

• Kontribusi PDB: Rp950 T
• Tenaga kerja: 6 juta
• Ekspor: $30 miliar

🚗

3. Industri Otomotif

Indonesia produsen mobil terbesar di ASEAN (1,2 juta unit/tahun) dan motor terbesar ke-3 dunia (6 juta unit/tahun). Hub produksi Asia Tenggara.

🎯 Potensi:

• Pasar domestik besar (275 juta)
• Kaya nikel untuk baterai EV
• Lokasi strategis ASEAN

🚀 Strategi:

• Transformasi ke Electric Vehicle
• Bangun ekosistem baterai EV
• Insentif investasi pabrik EV

🏆 Target 2030:

• Produksi: 2 juta unit/tahun
• 20% EV dari total produksi
• Ekspor komponen: $15 miliar

📱

4. Industri Elektronik

Sektor dengan pertumbuhan pesat (8% per tahun). Meliputi smartphone, laptop, TV, AC, dan komponen elektronik. Pasar digital terbesar di ASEAN.

🎯 Potensi:

• Konsumen digital 200 juta
• E-commerce tumbuh 30%/tahun
• Bahan baku nikel, timah lokal

🚀 Strategi:

• TKDN (Tingkat Kandungan Lokal)
• R&D chip & semikonduktor
• Hub manufaktur ASEAN

🏆 Target 2030:

• Kontribusi PDB: Rp650 T
• Tenaga kerja: 1,5 juta
• Ekspor: $20 miliar

⚗️

5. Industri Kimia (Petrokimia & Farmasi)

Industri vital yang menghasilkan bahan baku untuk industri lain (plastik, pupuk, obat). Ketergantungan impor masih tinggi (70%), perlu hilirisasi migas.

🎯 Potensi:

• Bahan baku migas domestik
• Pasar farmasi $8 miliar/tahun
• Kebutuhan pupuk tinggi (pertanian)

🚀 Strategi:

• Hilirisasi migas jadi petrokimia
• Mandiri obat & vaksin (Biopharma)
• Green chemistry & bioplastic

🏆 Target 2030:

• Kontribusi PDB: Rp500 T
• Swasembada pupuk & farmasi
• Ekspor: $10 miliar

🔧 C. Industri Strategis Pendukung Lainnya

Energi Terbarukan

Indonesia target 23% energi terbarukan di 2025. Fokus: geotermal (29 GW potensi), solar, bioenergi, dan hidro.

Program: PLTS atap 100 MW, PLTP Kamojang/Lahendong, biodiesel B30 dari sawit.

🚢Industri Maritim & Perkapalan

Sebagai negara maritim terbesar, Indonesia perlu industri galangan kapal yang kuat untuk tol laut, perikanan, dan pertahanan.

Program: Bangun 1.000 kapal tol laut, galangan kapal Batam/Surabaya, kapal perang dalam negeri.

✈️Industri Kedirgantaraan

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memproduksi pesawat N219, CN235, helikopter. Target: masuk rantai pasok global Boeing/Airbus.

Potensi: Pasar pesawat regional ASEAN $50 miliar, komponen pesawat high-value.

🛡️Industri Pertahanan (Alutsista)

Mandiri alutsista adalah kedaulatan. Indonesia produksi senjata, amunisi, tank, kapal perang, pesawat tempur (F16 upgrade).

Program: PT Pindad (tank, senjata), PT PAL (kapal perang), offset 35% produksi lokal.

⚠️ D. Tantangan Pengembangan Industri Strategis

🎓1. SDM Tidak Terampil

Kekurangan insinyur, teknisi, dan operator mesin yang terampil. Sistem pendidikan vokasi belum link-and-match dengan kebutuhan industri.

Solusi: Revitalisasi SMK, dual system (sekolah-pabrik), pelatihan kerja industri, beasiswa teknik.

💡2. Teknologi Tertinggal

R&D hanya 0,2% PDB (negara maju 2-4%). Indonesia masih impor teknologi, belum mandiri inovasi. Transfer teknologi sering terhambat.

Solusi: Naikan R&D jadi 1% PDB, bangun science park, kolaborasi industri-universitas, insentif R&D.

🏗️3. Infrastruktur Lemah

Logistik mahal (23% PDB vs 8% negara maju). Listrik sering mati di daerah industri. Pelabuhan & jalan belum memadai di luar Jawa.

Solusi: Bangun tol trans-Sumatera/Kalimantan, pelabuhan hub, power plant, kawasan industri terintegrasi.

💰4. Modal & Pembiayaan Terbatas

Investasi industri butuh modal besar. Bunga kredit tinggi (10-12%). Akses pembiayaan UMKM sulit. FDI masih terkonsentrasi di Jawa.

Solusi: Turunkan suku bunga, kredit murah industri, tax holiday investor, dorong venture capital.

📜5. Birokrasi & Regulasi Rumit

Perizinan berbelit (rata-rata 6 bulan). Tumpang tindih regulasi pusat-daerah. Korupsi dalam perizinan masih terjadi.

Solusi: UU Cipta Kerja, OSS (Online Single Submission), digitalisasi perizinan, deregulasi.

🌏6. Persaingan Global Ketat

Kompetisi dengan China (manufaktur murah), Vietnam (FDI tinggi), Thailand (otomotif). Produk Indonesia kalah kompetitif.

Solusi: Naikkan daya saing lewat efisiensi, inovasi, branding "Made in Indonesia", FTA strategis.
3

Karakteristik Negara Maju dan Upaya Indonesia

Memahami Target dan Strategi Transformasi

🌟 A. Karakteristik Negara Maju

🏆

Negara maju (developed country) adalah negara yang memiliki standar hidup tinggi, ekonomi industri dan jasa dominan, teknologi canggih, dan infrastruktur lengkap. Berikut ciri-ciri negara maju:

💰1. Indikator Ekonomi

✓ PDB Per Kapita Tinggi

≥ $15.000/tahun (negara sangat maju >$40.000). Pendapatan rata-rata tinggi = daya beli kuat.

✓ Struktur Ekonomi Tersier (Jasa)

Sektor jasa 60-80% PDB, industri 20-30%, pertanian <5%. Ekonomi berbasis pengetahuan & teknologi.

✓ Pertumbuhan Stabil & Rendah

2-3% per tahun (sudah matang). Ekonomi tidak bergejolak, inflasi terkendali <3%.

✓ Ekspor High-Tech

Ekspor mesin, elektronik, obat, software. Bukan bahan mentah. Nilai tambah tinggi.

❤️2. Indikator Sosial

✓ IPM Sangat Tinggi

IPM ≥ 0,800. Kesehatan prima (harapan hidup >80 tahun), pendidikan berkualitas (>12 tahun sekolah).

✓ Kemiskinan & Pengangguran Rendah

Kemiskinan <5%, pengangguran <4%. Jaring pengaman sosial kuat (welfare state).

✓ Ketimpangan Rendah

Gini ratio <0,35. Distribusi pendapatan merata, kelas menengah besar >60%.

✓ Kualitas Hidup Tinggi

Akses kesehatan & pendidikan universal, lingkungan bersih, keamanan terjamin, infrastruktur lengkap.

🔬3. Indikator Teknologi & Inovasi

✓ R&D Tinggi

2-4% PDB untuk riset. Korea 4,8%, Jepang 3,3%, AS 3,5%. Paten banyak, inovasi terus-menerus.

✓ Infrastruktur Digital

Internet cepat (5G), digitalisasi pemerintahan, e-commerce, fintech, smart city.

✓ Industri 4.0

Otomasi, AI, IoT, robotika di pabrik. Produktivitas tinggi, efisiensi maksimal.

✓ SDM Berkualitas

Banyak scientist, engineer, programmer. Universitas top dunia. Budaya inovasi kuat.

🏛️4. Indikator Institusi & Tata Kelola

✓ Demokrasi & Rule of Law Kuat

Pemerintahan demokratis, hukum ditegakkan, HAM dijunjung, kebebasan pers.

✓ Korupsi Rendah

CPI (Corruption Perception Index) >70. Transparansi, akuntabilitas, integritas tinggi.

✓ Birokrasi Efisien

Pelayanan publik cepat, digital, tidak berbelit. Ease of Doing Business rank tinggi.

✓ Stabilitas Politik

Tidak ada kudeta, konflik, separatisme. Pemerintahan stabil, kebijakan konsisten.

Perbandingan Negara Maju vs Berkembang vs Indonesia

Indikator Negara Maju (Contoh: Jepang) Negara Berkembang (Contoh: India) Indonesia (2023)
PDB per Kapita $42.000 $2.400 $4.500 (Upper Middle Income)
IPM 0,920 (Sangat Tinggi) 0,633 (Sedang) 0,741 (Tinggi) ✅
Harapan Hidup 84,8 tahun 69,7 tahun 71,9 tahun
Rata-rata Lama Sekolah 13,4 tahun 6,7 tahun 8,9 tahun (≈SMP)
Tingkat Kemiskinan <2% 21,9% 9,36% (Terendah!) ✅
Pengangguran 2,6% 7,8% 5,32%
Gini Ratio 0,329 (Rendah) 0,357 (Sedang) 0,379 (Sedang)
R&D (% PDB) 3,3% 0,7% 0,2% ⚠️ Sangat rendah!
Struktur Ekonomi Jasa 70%, Industri 28%, Pertanian 1% Jasa 55%, Industri 27%, Pertanian 18% Jasa 46%, Industri 39%, Pertanian 12%
CPI (Korupsi) 73/100 (Bersih) 40/100 (Korup) 34/100 ⚠️ (Sangat korup, rank 115/180)

📊 Posisi Indonesia: Upper Middle Income, Menuju High Income

Indonesia saat ini berada di kategori "Upper Middle Income Country" (PDB per kapita $4.500). Untuk jadi "High Income / Negara Maju", Indonesia perlu PDB per kapita ≥ $13.000. Bank Dunia menargetkan Indonesia bisa mencapai ini pada 2036-2045 jika pertumbuhan konsisten 5-6% per tahun. Namun, ini bukan hanya soal angka ekonomi. Indonesia harus perbaiki IPM, kurangi korupsi, tingkatkan inovasi, dan bangun SDM berkualitas!

🚀 B. Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

Pemerintah Indonesia telah merumuskan berbagai strategi dan program untuk mentransformasi Indonesia menjadi negara maju. Berikut upaya-upaya kunci:

🇮🇩1. Visi Indonesia Emas 2045

Visi: Pada 100 tahun kemerdekaan (2045), Indonesia menjadi negara maju dengan ekonomi 5-7 besar dunia, PDB $7-9 triliun, PDB per kapita $23.000-27.000, dan bebas kemiskinan ekstrem.

🏆

Top 5 Ekonomi Dunia

PDB $7-9 Triliun

💰

PDB per Kapita Tinggi

$23.000-27.000

❤️

IPM Sangat Tinggi

≥ 0,850

Zero Extreme Poverty

Kemiskinan <1%

Strategi dan Program Transformasi

🏭2. Making Indonesia 4.0

Roadmap industrialisasi berbasis Revolusi Industri 4.0 (AI, IoT, big data, otomasi). Fokus 5 sektor prioritas: makanan-minuman, tekstil, otomotif, elektronik, kimia.

🎯 Target 2030:

• Kontribusi manufaktur ke PDB: 25%

• 10 juta tenaga kerja terserap

• Ekspor manufaktur $200 miliar

• 2.000 startup industri 4.0

3. Hilirisasi Sumber Daya Alam

STOP ekspor bahan mentah! Larangan ekspor nikel ore, bauksit, timah ore. Wajib diolah jadi produk jadi (baterai EV, aluminium, chip).

🎯 Dampak Sukses:

• Nilai ekspor nikel naik 500% (dari bijih jadi baterai)

• 200.000 lapangan kerja baru di smelter

• Indonesia jadi hub baterai EV global

• Transfer teknologi dari investor asing

🎓4. Investasi Pendidikan & SDM

20% APBN (Rp600 triliun) untuk pendidikan. Program: Kartu Indonesia Pintar, beasiswa LPDP, revitalisasi SMK, link-and-match dengan industri.

🎯 Target:

• Rata-rata lama sekolah 12 tahun (setara SMA)

• 60% lulusan SMK terserap industri

• 3 universitas masuk top 100 dunia

• Digital literacy 100% penduduk

🔬5. Riset, Inovasi, dan Teknologi

Naikan anggaran R&D dari 0,2% jadi 1% PDB (target 2024). Bangun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), science park, dan ekosistem startup.

🎯 Program:

• 1.000 doktor baru/tahun di STEM

• 10 science & techno park nasional

• 10.000 paten Indonesia/tahun

• Kolaborasi industri-universitas wajib

🏗️6. Pembangunan Infrastruktur

Infrastruktur = fondasi negara maju. Bangun jalan tol, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, IKN (Ibu Kota Nusantara) sebagai smart & green city.

🎯 Pencapaian & Target:

• Jalan tol 5.000 km (dari 1.000 km di 2014)

• 15 bandara baru, 24 pelabuhan hub

• Rasio elektrifikasi 100% (2024)

• IKN operasional 2024, selesai 2045

⚖️7. Reformasi Birokrasi & Anti-Korupsi

Korupsi = musuh utama! Penegakan hukum tegas (KPK), digitalisasi pelayanan publik (e-government), transparansi APBN, UU Cipta Kerja (kemudahan berusaha).

🎯 Target:

• CPI naik dari 34 jadi >50 (2030)

• Ease of Doing Business rank <40

• 100% layanan publik digital

• Zero tolerance korupsi

🌱8. Ekonomi Hijau & Berkelanjutan

Transisi ke ekonomi hijau: energi terbarukan 23% (2025), carbon neutral 2060, ekonomi sirkular, konservasi hutan, green industry.

🎯 Program:

• Moratorium hutan primer (zero deforestasi)

• PLTS 100 MW, PLTP 29 GW

• B30 (biodiesel 30% dari sawit)

• Carbon trading & green bond

🌐9. Ekonomi Digital & Kreatif

Indonesia = ekonomi digital terbesar ASEAN ($70 miliar). Dorong unicorn, UMKM digital, e-commerce, fintech, dan industri kreatif (game, film, musik).

🎯 Target 2030:

• Ekonomi digital $130 miliar (2,5x lipat)

• 30 juta UMKM go digital

• 100 unicorn & decacorn Indonesia

• Ekonomi kreatif 10% PDB

🚧 C. Tantangan Indonesia Menuju Negara Maju

Meski sudah banyak kemajuan, perjalanan Indonesia menjadi negara maju BUKAN tanpa hambatan. Berikut tantangan besar yang harus diatasi:

📉

Middle Income Trap

Risiko terjebak di middle income tanpa bisa naik ke high income. Terjadi karena upah naik tapi produktivitas tidak. Kalah saing dengan negara upah rendah & negara high-tech.

Solusi: Inovasi, teknologi, SDM berkualitas!

👶

Bonus Demografi yang Terlewat

2020-2035 adalah bonus demografi (usia produktif > usia non-produktif). Jika SDM tidak siap, jadi bencana demografi (pengangguran massal).

Solusi: Pendidikan vokasi, pelatihan kerja!

🌏

Ketimpangan Regional

Jawa 58% PDB tapi hanya 7% luas. Luar Jawa tertinggal: infrastruktur minim, kesehatan-pendidikan rendah. Papua IPM 0,598 vs DKI 0,815.

Solusi: Desentralisasi, infrastruktur luar Jawa!

🌡️

Perubahan Iklim

Indonesia sangat rentan: banjir, kekeringan, naiknya permukaan laut. Bisa ganggu pertanian, infrastruktur, dan ekonomi. Ancaman eksistensial!

Solusi: Mitigasi & adaptasi iklim, green economy!

😷

Kesehatan & Stunting

Stunting 21,5% (target <14%). AKI 189/100.000 (tinggi). Stunting = SDM generasi masa depan rusak. Produktivitas rendah, IQ turun.

Solusi: Gizi ibu hamil, sanitasi, edukasi!

💀

Korupsi Endemik

CPI 34/100 (rank 115/180) = sangat korup! Korupsi habiskan anggaran pembangunan, investasi kabur, rakyat miskin. Musuh terbesar!

Solusi: Penegakan hukum tegas, transparansi!

📝 Rangkuman Materi

🌿1. Kekayaan Alam: Berkah atau Kerugian?

Indonesia sangat kaya SDA (hutan tropis, laut, mineral, energi, pertanian). TAPI, kekayaan bisa jadi kutukan (resource curse) jika: (1) Hanya ekspor mentah tanpa nilai tambah, (2) Mentalitas rent-seeking & korupsi, (3) Mengabaikan SDM & inovasi, (4) Kerusakan lingkungan, (5) Konflik & ketimpangan, (6) Ekonomi tidak stabil.

Strategi jadi berkah: ✅ Hilirisasi (olah jadi produk jadi), ✅ Investasi SDM & R&D, ✅ Pembangunan berkelanjutan, ✅ Transparansi & good governance, ✅ Pemerataan & keadilan, ✅ Diversifikasi ekonomi (jangan hanya andalkan SDA!).

🏭2. Pengembangan Industri Strategis

Industri strategis = sektor vital dengan nilai tambah tinggi, serap banyak tenaga kerja, dan teknologi kunci. 5 Prioritas Indonesia: (1) Makanan-Minuman, (2) Tekstil-Pakaian, (3) Otomotif (EV), (4) Elektronik, (5) Kimia (petrokimia & farmasi). Plus industri pendukung: energi terbarukan, maritim, kedirgantaraan, pertahanan.

Tantangan: ❌ SDM tidak terampil, ❌ Teknologi tertinggal (R&D 0,2% PDB), ❌ Infrastruktur lemah, ❌ Modal terbatas, ❌ Birokrasi rumit, ❌ Persaingan global ketat. Making Indonesia 4.0 adalah roadmap transformasi industri berbasis teknologi 4.0.

🌟3. Menuju Negara Maju

Negara maju: PDB per kapita tinggi (≥$15.000), ekonomi jasa dominan (60-80% PDB), IPM sangat tinggi (≥0,800), kemiskinan & pengangguran rendah (<5%), ketimpangan rendah (Gini <0,35), R&D tinggi (2-4% PDB), teknologi canggih, infrastruktur lengkap, korupsi rendah (CPI >70), birokrasi efisien, stabilitas politik.

Upaya Indonesia: 🚀 Visi Indonesia Emas 2045 (Top 5 ekonomi dunia, PDB per kapita $23-27K), 🏭 Making Indonesia 4.0, ⚡ Hilirisasi SDA, 🎓 Investasi pendidikan-SDM 20% APBN, 🔬 R&D 1% PDB, 🏗️ Infrastruktur masif (IKN, tol, pelabuhan), ⚖️ Reformasi birokrasi & anti-korupsi, 🌱 Ekonomi hijau & berkelanjutan, 🌐 Ekonomi digital & kreatif.

Tantangan besar: 🚧 Middle income trap, 👶 Bonus demografi yang terlewat, 🌏 Ketimpangan Jawa-Luar Jawa, 🌡️ Perubahan iklim, 😷 Stunting & kesehatan, 💀 Korupsi endemik. Indonesia di persimpangan: bisa jadi negara maju atau terjebak middle income selamanya. Masa depan ada di tangan kita semua! 🇮🇩💪

🇮🇩 INDONESIA MAJU, INDONESIA JAYA! 🇮🇩

Mari kita semua berkontribusi membangun Indonesia yang lebih baik untuk generasi masa depan!

Indonesia Maju, Indonesia Jaya! 🇮🇩

© 2024 Materi Pembelajaran IPS Kelas 9

KELAS 9 IPS Tema 04. Kerja Sama Dunia C. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) - Kelas 9 IPS 🌍 Tema 04: K...